Kinerja Simpang Tak Bersinyal Sultan Alauddin dan Monumen Emmy Saelan di Era New Normal
DOI:
https://doi.org/10.52722/apt6gp47Keywords:
derajat kejenuhan, simpang tak bersinyal, era baru, MKJI 1997Abstract
Arus lalu lintas puncak, perhitungan kapasitas simpang, dan derajat kejenuhan simpang tak bersinyal mengacu pada
Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui derajat kejenuhan simpang tak
bersinyal Jalan Sultan Alauddin dan Monumen Emmy Saelan, Makassar pada masa new normal. Survei lalu lintas pada
Senin dan Kamis mewakili hari kerja, survei pada sabtu mewakili hari libur. Kendaraan yang dicacah yaitu kendaraan
ringan, kendaraan berat, sepeda motor, dan kendaraan tak bermotor. Proporsi kendaraan tak bermotor dan kendaraan
bermotor diperhitungkan pada analisis kapasitas simpang. Arus lalu lintas puncak terjadi pada sore hari yang diwakili hari
kerja, yaitu: Q = 6917,3 smp/jam, kapasitas simpang (C) = 4350,18 smp/jam, derajat kejenuhan (DS) = 1,59.