Pemisahan dan Identifikasi Komponen Bioaktif Alkaloid dan Flavonoid pada Biji Kakao dari Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah Melalui Studi Spektrofotometri UV dan KL

Penulis

  • Sepriyana Marisa Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar Penulis
  • Neitania Gabriella.T Sule Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar Penulis
  • Lyse Bulo Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar Penulis
  • Rosalia Sira Sarungallo Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar Penulis
  • Lydia Melawaty Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar Penulis

DOI:

https://doi.org/10.63365/bbh22h26

Kata Kunci:

Alkaloid, Biji Kaka, Flavonoid, Isolat, SulSel, SulTen, Spektrofotometri UV, Uji KLT

Abstrak

Biji kakao mengandung beberapa senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan antara lain: polifenol, flavonoid, alkaloid, mineral, dan protein. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi, mengidentifikasi, dan mengkarakterisasi kandungan alkaloid dan flavonoid pada biji kakao dari Sulawesi Selatan (Tondon) dan Sulawesi Tengah (Morowali). Isolasi dilakukan menggunakan metode maserasi dengan pengadukan. Identifikasi dilakukan dengan uji warna dan spektrofotometri UV. Karakterisasi isolat alkaloid dan flavonoid dilakukan dengan berbagai pereaksi warna dan uji KLT menggunakan berbagai pengelusi. Hasil isolasi biji kakao memberikan larutan berwarna merah tua untuk alkaloid dan merah untuk flavonoid. Identifikasi dengan pereaksi pewarna Lugol untuk alkaloid menghasilkan larutan berwarna coklat, sementara untuk flavonoid menghasilkan larutan berwarna ungu dengan pereaksi FeCl3. Hal ini menunjukkan bahwa isolat biji kakao dari Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah mengandung alkaloid dan flavonoid. Pengujian spektrofotometri UV menunjukkan panjang gelombang maksimum untuk isolat alkaloid biji kakao Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah, berturut-turut: 280 nm, abs 1,009; 277 nm, abs 0,0695. Untuk isolat flavonoid biji kakao Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah, berturut-turut: 274 nm, abs 1,251; 274 nm, abs 1,152. Uji KLT dengan fase diam silika gel GF254 memberikan pemisahan terbaik dalam sistem pelarut etil asetat-metanol (4:1), menghasilkan bercak berwarna coklat dengan pereaksi pewarna Lugol dengan nilai Rf 0,727 dan 0,745 untuk alkaloid biji kakao dari Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah. Sistem pelarut kloroform-metanol (9:1) menghasilkan bercak berwarna ungu dengan pereaksi pewarna FeCl3 dengan nilai Rf 0,200 dan 0,181 untuk alkaloid biji kakao dari Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah.

Unduhan

Diterbitkan

2024-06-20